Thn 2005 sy mencalonkan diri menjadi bupati.Sekilas tentu saja tdk masuk akal jk dihitung dr unsur primordialisme.Apalagi kampanye negatif dg unsur SARA ttp dilakukan oleh oknum2 elite politik yg tdk bertanggungjawab.Tapi hasilnya kami memperoleh 37,13% dg tdk menggunakan kampanye scr umum spt kaos,money politik lainnya. Biaya yg kami habiskan hanya Rp 500jt.
Setelah menjadi bupati,semua visi dan misi yg menjadi wewenang bupati mulai sy jalankan dlm 5 bln.Tidak ada 1 sen uang yg diterima sy sewaktu menjadi bupati dari siapapun termasuk hadiah apapun.
(Ahok dlm buku MERUBAH INDONESIA)
Pd pemilu 2004 sy mencalonkan diri menjadi anggota DPRD dr Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dg hasil hanya 2,7% utk 2 daerah pemilihan.Kampanye dilakukan spt partai2 lain dr baju kaos sampai bantuan sosial,bedanya kami melakukan pendidikan politik dg menyadarkan rakyat memilih partai bukan krn kaos tp memilih krn integritasnya.Oknum2 partai lain menggunakan kampanye berbau SARA utk menghantam kami.
Akhirnya kami mendapat kursi di DPRD krn sisa pembagian suara.
Setelah mendapatkan kursi di DPRD,sy mulai melakukan aksi "pejuang revolusi" yg tdk memanfaatkan SPPD fiktif dan kunjungan2 kerja yg tdk perlu.Apalagi menerima amplop pd setiap kunjungan kerja ke perusahaan2 BUMN maupun swasta.
(Ahok dlm buku MERUBAH INDONESIA)
Akhirnya kami mendapat kursi di DPRD krn sisa pembagian suara.
Setelah mendapatkan kursi di DPRD,sy mulai melakukan aksi "pejuang revolusi" yg tdk memanfaatkan SPPD fiktif dan kunjungan2 kerja yg tdk perlu.Apalagi menerima amplop pd setiap kunjungan kerja ke perusahaan2 BUMN maupun swasta.
(Ahok dlm buku MERUBAH INDONESIA)