Jurus "Pawang Geni" Jokowi untuk Atasi Kebakaran


SOLO, KOMPAS.com — Saat kebakaran bertubi-tubi melanda berbagai wilayah di Jakarta, calon gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo, Joko Widodo, rupanya tertarik pada alat pemadam kebakaran manual yang diberi nama pawang geni. Jokowi pun mendatangi Sri Utomo, perakit pemadam itu di Kampung Sudiroprajan, RT 1 RW 8, Jebres, Solo, Kamis (23/8/2012). Tidak hanya melihat, Jokowi juga menjajal cara kerja pawang geni bersama beberapa warga.
Pawang geni adalah alat yang terdiri dari tong berkapasitas 200 liter yang diletakkan di atas besi beroda, dilengkapi pompa, selang sepanjang lebih kurang 10 meter, dan alat penyemprot seperti milik mobil pemadam kebakaran. Dengan lebar 80 cm dan tinggi 1,5m, menurut Jokowi, alat tersebut cocok untuk mengatasi kebakaran di kampung padat penduduk yang memilki gang atau jalan masuk sempit.
"Kebakaran bisa terjadi di mana saja, termasuk di perkampungan dengan gang yang sempit dan tidak terjangkau mobil damkar (pemadam kebakaran). Alat pawang geni bisa menyemprotkan air sejauh 20 meter dan mudah dioperasikan. Sudah saatnya setiap peristiwa kebakaran tidak sepenuhnya selalu dibebankan kepada petugas, tetapi warga juga turut mengatasinya," kata Jokowi.
Dikatakan Jokowi, alat tersebut merupakan bukti konkret pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi kebakaran. Dengan ongkos produksi antara Rp 8,5 juta hingga Rp 11 juta, alat tersebut bisa menjawab kebutuhan warga di perkampungan padat.
Saat disinggung apakah alat tersebut akan dibawa ke Jakarta untuk mengatasi kebakaran di daerah padat penduduk, Jokowi mengatakan akan melihat kondisinya terlebih dahulu karena setiap daerah memiliki karakter tersendiri.
Menurut cerita Sri Utomo, pembuatan alat pawang geni ini terinpirasi oleh permainan masa kecilnya. Lebih kurang 4 tahun yang lalu, alat tersebut sudah dirakit dan digunakan warga untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di kampung.
"Memang alat ini digunakan untuk mengatasi kebakaran di kampung dengan gang-gang yang sempit. Alat ini dibuat secara manual dan konsepnya maintenance free sehingga tidak memakan biaya mahal untuk perawatan dan bisa digunakan semua orang," katanya.
Editor :
A. Wisnubrata